Semilir Ecoprint, Inovasi Fashion Ramah Lingkungan Karya Anak Bangsa yang Mendunia

by - October 27, 2023

Guys, tahukah kamu bahwa ternyata industri fashion tuh menyumbang limbah atau polusi terbesar kedua di dunia. Penelitian dari Ellen MacArthur Foundation menyebutkan bahwa industri fashion menghasilkan emisi gas yang lebih merusak iklim dibandingkan industri pelayaran dan penerbangan digabungkan menjadi satu! Bayangin aja, sekitar 92 juta ton limbah tekstil diproduksi setiap tahunnya. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, berbagai macam limbah pada akhirnya mencemari lingkungan kita dari sungai sampai ke lautan.

Studi yang dilakukan oleh Pusat Riset Oseanografi Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Februari 2023 lalu menemukan sebanyak 70% bagian tengah Sungai Citarum tercemar mikro plastik berupa serat benang polyester. Terlebih lagi di sekitar sungai tersebut memang terdapat pabrik tekstil.

Ecoprint, inovasi fashion ramah lingkungan (sumber: Semilir Ecoprint)
Fast fashion menjadi salah satu penyebab terbesar polusi limbah fashion yang merusak lingkungan. Apa sih fast fashion ini? Jadi, istilah fast fashion digunakan oleh industri tekstil yang memiliki model fashion yang berganti-ganti dengan cepat, menggunakan bahan baku berkualitas buruk dan tidak tahan lama.

Contohnya nih saat musim panas, industri fast fashion akan memproduksi pakaian musim panas. Dan dalam waktu yang singkat, mereka akan memproduksi pakaian untuk musim dingin ketika musim dingin datang. Bahkan realitanya, industri fast fashion memproduksi hingga 42 model fashion dalam waktu 1 tahun. 😱

Kebanyakan industri fast fashion terletak di Asia dan di Negara berkembang, seperti Bangladesh, India, bahkan Indonesia. Mereka mempekerjakan wanita berpendidikan rendah, anak muda, dan imigran (bukan penduduk asli). Para pekerja umumnya bekerja selama 14 jam/hari dengan upah rendah, tidak ada jaminan asuransi jiwa atau jaminan keselamatan kerja, serta harus bekerja dalam kondisi yang berbahaya.
Produk-produk hasil teknik ecoprint (sumber: Semilir Ecoprint)

Konsep bisnis fast fashion memproduksi pakaian dengan jumlah banyak dan cepat demi memenuhi permintaan pasar. Hal ini mendorong maraknya gaya hidup konsumtif karena harganya yang relatif lebih murah dibandingkan pakaian dari desainer. Kita dipermainkan secara psikologis untuk berburu produk-produk mereka jika tidak ingin kehabisan stok dan ketinggalan tren.

Kamu pasti kaget karena ternyata brand-brand yang seringkali kita beli di mall merupakan bagian dari industri fast fashion! Saya gak akan spill di sini ya. Sudah banyak juga kok akun-akun media sosial yang bahas soal fast fashion ini.

Semilir Ecoprint, Inovasi Fashion Ramah Lingkungan Karya Anak Bangsa

Melawan derasnya arus tren fast fashion, ternyata di Indonesia ada loh anak bangsa yang mengembangkan inovasi fashion yang ramah lingkungan dan mengedepankan kearifan lokal. Kenalan yuk sama Alfira Oktaviani yang mendirikan Semilir Ecoprint pada tahun 2018 di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelum merilis Semilir Ecoprint, Alfira terlebih dahulu mempelajari dan mendalami tentang seni ecoprint yang ternyata baru masuk ke Indonesia sekitar tahun 2016.
Model menggunakan produk Semilir Ecoprint (sumber: Semilir Ecoprint)
Semilir Ecoprint menjunjung tinggi kearifan lokal budaya di Indonesia. Pemilihan nama brand Semilir berasal dari bahasa Jawa yaitu 'Silir' yang artinya angin yang menyejukkan. Hal ini menggambarkan harapan seorang Alfira sebagai anak bangsa agar usahanya dapat membawa secercah harapan di dunia fashion sebagai sumber kesejukan bagi lingkungan, masyarakat, dan pecinta fashion.

Setelah sebelumnya menggunakan kain biasa, pada tahun 2019 Alfira memutuskan untuk menggunakan kain lantung khas Bengkulu. Mungkin masih banyak yang belum tahu ya, ternyata kain lantung asal Bengkulu ini sudah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak tahun 2015. Hingga kini, Alfira berkomitmen untuk menggunakan kain lantung sebagai bahan dasar produk-produk fashion karya Semilir Ecoprint.

Mengenal Teknik Ecoprinting Yang Dipakai Semilir Ecoprint 

Ecoprinting adalah teknik yang mulai digunakan oleh industri fashion dengan mencetak dan mewarnai tekstil menggunakan bahan-bahan alami. Teknik ini memanfaatkan daun, bunga dan bagian tanaman lainnya untuk membentuk pola pada kain. Teknik ecoprinting ini pertama kali muncul dan diperkenalkan oleh India Flint sekitar tahun 2000-an.
Produk homedecor Semilir Ecoprint (sumber: Semilir Ecoprint)
Proses ecoprinting melibatkan penggunaan panas dan tekanan untuk mengalihkan pigmen alami dari tanaman ke serat kain. Pigmen alami ini memberikan efek warna dan pola yang unik pada kain serta menciptakan tampilan yang menarik dan alami.

Pemakaian teknik ecoprinting ini diharapkan dapat menciptakan karya dan produk fashion yang ramah lingkungan, indah alami serta berkelanjutan. Oleh karena itu, tak heran kini teknik ecoprinting semakin populer terutama di industri fashion karena memiliki sejumlah keunggulan.

1. Ramah Lingkungan

No debat, penggunaan bahan-bahan alami pada ecoprinting menjadikan teknik ini sangat ramah lingkungan. Pebisnis yang menggunakan teknik ini bisa dikatakan memiliki kontribusi nyata untuk melindungi lingkungan, menghindari terjadinya pencemaran di lingkungan dan efek rumah kaca yang bisa membawa perubahan positif dalam menghadapi perubahan iklim ekstrem yang sudah dirasakan di setiap belahan dunia saat ini.

2. Motif Unik dan Bernilai Seni Tinggi

Karena memanfaatkan bagian-bagian tanaman asli, pola ecoprint akan menghasilkan motif dan warna yang unik, serta memiliki cita rasa seni yang tinggi. Hal ini tentunya sepadan dengan nilai ekonomis yang juga tinggi. Bayangin aja, dengan beragamnya jenis flora di Indonesia kita bisa memproduksi motif yang unik dan berbeda dibanding produk fashion dari negara lain.
Kain Lantung asal Bengkulu (sumber: Semilir Ecoprint)

3. Nilai Ekonomis Tinggi

Produk yang memiliki nilai seni yang tinggi akan berbanding lurus dengan nilai ekonomisnya. Terlebih lagi jika produk tersebut diproduksi dengan menggunakan tangan (handmade). Pastinya akan menambah nilai jual produk tersebut dibanding dengan produk yang diproduksi secara masif. Buktinya, lukisan atau karya seni karya seniman terkenal memiliki harga jual yang tinggi bukan, bahkan sampai dilelang!

Usung Kearifan Lokal, Semilir Ecoprint Gunakan Kain Lantung

Kain lantung kebanggaan masyarakat Bengkulu berasal dari kulit kayu pohon terap (artocarpus elasticus). Sebagai kearifan lokal, kain ini ternyata memiliki nilai historis. Menurut sejarah, kain ini berkiprah di masa perjuangan dahulu kala. Kain lantung digunakan sebagai pakaian pelindung pada masa penjajahan Jepang. 
Proses pengolahan kain Lantung (sumber: Semilir Ecoprint)
Proses pembuatan kain lantung dilakukan dengan memipihkan kulit kayu pohon terap secara manual menjadi lembaran kain berwarna kecoklatan menggunakan alat pukul (perikai). Warna kecoklatan kain lantung terbilang unik dan berbeda dengan warna coklat pada kain lainnya. Hal ini karena warna tersebut didapat dari getah pohon terap yang mengering ketika proses pemipihan. Pemilihan kain lantung didasarkan pada sifat teknik ecoprinting yang hanya bisa diterapkan pada kain berserat alami. 

Mengenal Alfira Oktaviani, Founder Semilir Ecoprint dan Pelopor Inovasi Fashion Ramah Lingkungan

Alfira Oktaviani, founder Semilir Ecoprint merupakan penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2022 asal Yogyakarta yang memperkenalkan inovasi fashion berkelanjutan yang ramah lingkungan melalui teknik ecoprint.
Alfira Oktaviani, penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2022 (sumber: Semilir Ecoprint)
Perempuan lulusan sarjana apoteker Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta memiliki ketertarikan dan kecintaan terhadap seni dan fashion. Alfira mempelajari teknik ecoprint yang masuk ke Indonesia sejak tahun 2016. 

Dengan modal keterampilan dan modal Rp500 ribu, Alfira mulai merintis bisnis fashion ecoprint dengan mendirikan Semilir Ecoprint. Berbekal mata kuliah manajemen bisnis, morfologi tumbuhan hingga teknik kimia ternyata berguna sebagai modal utamanya mengembangkan Semilir.
Semilir Ecoprint berdayakan tenaga kerja warga lokal (sumber: Semilir Ecoprint)
Alfira mengisahkan bahwa Semilir Ecoprint meluncurkan produk pertamanya berupa tas wanita. Seiring waktu, permintaan konsumen merambah menjadi kain ecoprint hingga produk-produk home decor dengan motif ecoprint.

Untuk urusan segmentasi pasar, Alfira membidik target wanita perkotaan usia di atas 25 tahun dengan kelas ekonomi A, memiliki preferensi green natural lifestyle dan mencintai produk handmade lokal sebagai konsumen Semilir Ecoprint.
Workshop di sekolah tentang teknik ecoprint (sumber: Semilir Ecoprint)
Memakai produk-produk Semilir Ecoprint artinya kita turut menjaga warisan budaya Indonesia melalui keanekaragaman hayati dan kain Lantung asal Bengkulu. Nah, kamu-kamu yang termasuk cewek bumi, cocok banget nih bergaya pakai produk-produknya Semilir Ecoprint.

Tidak hanya menggunakan bahan-bahan alami yang berasal dari Indonesia, Alfira Okatvianis juga memberdayakan warga lokal sebagai pengrajin produk Semilir Ecoprint. Ia juga sering mengadakan workshop di sekolah-sekolah untuk memperkenalkan teknik ecoprint.
Semilir Ecoprint kini punya pasar konsumen internasional (sumber: Semilir Ecoprint)
Saya pribadi kagum dan terinspirasi banget dengan gagasan dan misi Semilir Ecoprint yang dimotori oleh mompreneur hebat Alfira Oktaviani. Saat ini, produk-produk Semilir pun sudah memiliki pangsa pasar tersendiri di dunia internasional. Semoga, kelak ada perempuan-perempuan hebat lainnya yang kelak akan menelurkan berbagai inovasi keren di bumi pertiwi ini.

You May Also Like

19 Comments

  1. Wahh pas bulan lalu daku juga belajar ecoprint. Indonesia kaya banget dengan tanaman yg bisa dijadikan pewarna alami yg jelas lebih ramah lingkungan.

    Produk2nya Semilir bagus ya dan keren karena dia pakai kain tradisional. Jadi anak2 sekarang jg bisa belajar kebudayaan.

    ReplyDelete
  2. Senengnya ada solusi fashion ramah lingkungan begini. Moga banyak peminatnya agar bisa mengurangi banyak sampah di dunia

    ReplyDelete
  3. Sangat miris sekali fast fashion ini ya, Mbak. Produksi pakaian yang mengejar musim dan tren, mengakibatkan kerusakan lingkungan karena salah satunya dari limbahnya. Makanya bagus sekali langkah yang dilakukan Vira yang memproduksi fashion tapi dari bahan ramah lingkungan, yaitu kain lantung. Malah terus melestarikan kekayaan Indonesia yang sudah diakui Unesco.

    ReplyDelete
  4. Lokal budaya yang diusung oleh Semilir Ecoprint ini menginspirasi banget sih yaa..
    Anak muda sekarang dengan fashion style vintage tapi tetep khas Indonesia, kudu nyobain produk Semilir Ecoprint.

    ReplyDelete
  5. Kain-kain dengan ecoprint ini memang sangat unik dan vintage banget, ya. Salut banget dengan inspirasi dan gagasan dari Alfira Oktaviani. Apalagi, produk-produk Semilir pun saat ini sudah go internasional.

    ReplyDelete
  6. Pewarnaan untuk tekstil bisa lebih ramah lingkungan, itu jadi bagian upaya kita merawat bumi ini. Semoga kiprah seperti ini diikuti oleh yang lain juga, sehingga jadi sustainable fashion juga

    ReplyDelete
  7. beberapa kali melihat hasil eco print dan emang unik, nggak pasaran, meskipun menggunakan teknik yang sama, biasanya pola dan warnanya pasti ada yang berbeda, jadi barang yang menjual

    ReplyDelete
  8. suka banget dengan hasil-hasil karya Semilir ini, saya checkin IG nya hasilnya bagus-bagus dan banyak sekali hasil karyanya, mulaid ari pakaian, dompet, tas, dan lainnya pengen beli jadinya yang kainnya roknya

    ReplyDelete
  9. cakep yaa hasil baju dengan ecoprint, ini yang menggunakan tanaman asli terus diketok-ketokkan untuk mencentak motifnya, di beberapa sekolah sekarang mulai diajarkan ecoprint sebagai pelajaran tambahan

    ReplyDelete
  10. Aku baru tahu kalau Semilir ini udah sampai internasional lo konsumennya. Kirain masih nasional aja gtu. Proud of local products!

    ReplyDelete
  11. seiring berjalannya waktu, teknik pewarnaan fashion yang ramah lingkungan juga makin modern. Menurutku, ini sih teknik ecoprinting terbaik karena hanya memanfaatkan bahan-bahan alami sehingga bisa membuat warna pada kain tetap berkualitas,

    ReplyDelete
  12. Ga menyangka loh ini produk lokal. Aku kira ya produk impor dan desainer org asing. Ternyata dirancang oleh kak Alfira Oktaviani ya plus dukungan perajin lokal.

    Fashion kyk gini nih yg hrs kita dukung biar UMKM kita ikut bergerak. Soalnya pasti bnyk turunan UMKN lokal yg kecipratan rezeki dr usaha Semilir Ecoprint ini.

    ReplyDelete
  13. Inovasi fashion ramah kingkungan akan memberikan pengakaman kepada anak-anak untuk bisa menjaga lngkungan. Khususnya tempat tinggalnya kelak.

    ReplyDelete
  14. Produk ecopint ini gak sekedar ramah lingkungan, tapi hasilnya juga bagus-bagus yaahhh, semua desainnya spesial. Aku punya beberapa eco print dan sampai sekrang awet juga loh.

    ReplyDelete
  15. produk lokal berupa ecoprint ini salah satu yang cukup populer ya kak.. bagus kalau ternyata banyak peminat, bahkan sampai mancanegara. jadi bisa meingkatkan daya saing dan nilai jual

    ReplyDelete
  16. Oalah ini ternyata produk lokal.. Sekarang banyak teknik marketing out of the box dan aku akuin bagus sih.. Jadi lebih beragam ,

    ReplyDelete
  17. Oh ternyata kain lantung itu beneran dari kulit pohon yang dipipihkan ya? Baru tahu. Aku dulu mikirnya kain dari bahan khusus gitu. Kalo teknik ecoprint udah pernah lihat, jadi menghias kainnya emang dari daun-daun gitu yang dipukul-pukul

    ReplyDelete
  18. suka banget dengan produk dengan material alam dan saya baru tahu ada kain lantung yang punya nilai historis. perlu dilakukan penanaman kembali nih ppohon lantung sebagai langkah reboisasi pasca pengambilan kulit pohonnya. saya tetarik dengan gimana proses dari kulit jayu menjadi kain, baca aja rasanya gak cukup, pengen lihat langsung prosesnya, hehe

    ReplyDelete
  19. aku tertarik banget sama modelan ecoprint buat dunia fashion gini. keren sih anak bangsa makin kreatif aja ya.. semoga dihargai di negeri sendiri dan makin medunia

    ReplyDelete