Saya Rindu Aksi Penenggelaman Kapal Asing!

by - January 07, 2020

Sebagai orang Indonesia, jujur geram rasanya mendengar berita mengenai klaim dari China tentang Kepulauan Natuna. Bisa-bisanya mereka mengusik kedaulatan negara kita tercinta ini. Tidak heran sih, negara kita memang banyak dilirik oleh negara lain karena kekayaan alamnya. Dalam konteks ini, kekayaan biota lautnya. Mereka tidak segan dan berani secara terang-terangan melakukan illegal fishing di perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan saya pernah melihat berita mereka berani melawan petugas patroli kita. Duh, emosi jiwa rasanya.

Ilustrasi kapal asing. Sumber: Pixabay.

Menurut data Kementerian Perikanan dan Kelautan, Natuna memiliki potensi hasil laut yang melimpah mulai dari cumi-cumi, lobster, kepiting hingga rajungan. Setiap tahunnya setidaknya ada sekitar 23.499 ton potensi cumi-cumi per tahun di Natuna. Diikuti dengan jumlah potensi lobster yang mencapai 1.421 ton, kepiting, 2.318 ton, dan rajungan 9.711 ton.  Sedangkan untuk komoditas perikanan di Natuna pun cukup fantastis. Potensi ikan pelagis Kabupaten Natuna mencapai 327.976 ton/tahun, dengan jumlah tangkapan yang dibolehkan sebesar 262.380,8 ton/tahun. Perairan di Natuna pun sangat potensial untuk pengembangan beberapa jenis ikan, diantaranya ikan dari jenis kerapu-kerapuan, tongkol krai, teri, tenggiri, ekor kuning/pisang-pisang, selar, kembung, udang putih/ jerbung, udang windu, kepiting, rajungan, cumi-cumi dan sotong. 

Tapi, sayangnya pada kenyataannya masih jarang nelayan lokal yang memanfaatkan kekayaan laut di Natuna. Petugas patroli pun tetap rutin melakukan penjagaan di area teritori Indonesia, namun masih saja para nelayan asing itu masih berani mencari selah. Nelayan lokal justru lebih sering melaut di daerah Arafura dan Dobo. Puluhan ribu kapal asing dari Malaysia, Vietnam, Thailand hingga China kerap memanfaatkan peluang untuk melakukan illegal fishing di Natuna. Hal ini salah satunya karena faktor kedekatan secara wilayah geografis dengan perairan Natuna.

Pemerintah pun tidak tinggal diam, protes pun sudah dilayangkan melalui pernyataan resmi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kepada pemerintah China. Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982, perairan Natuna merupakan wilayah ZEE Indonesia dan Cina tidak memiliki hak apa pun pada perairan tersebut. Pemerintah Indonesia juga tidak membuka ruang untuk negosiasi dengan pemerintah Cina terkait perairan Natuna dan tetap berpegang pada UNCLOS 1982.    

Tidak hanya itu, pemerintah pun memberikan himbauan kepada nelayan di Pantura untuk melaut di Natuna. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyampaikan kepada perwakilan nelayan yang datang pada hari Senin, 6 Januari 2020, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Mereka mendapat pengarahan langsung dari Mahfud. "Saudara, daerah yang dimasuki itu adalah daerah yang kaya dengan sumber daya laut berbagai jenis ikan yang mahal-mahal melimpah di sana dan itu sebenarnya hak Indonesia," kata Mahfud dalam sambutannya. Aksi nyata pun segera dijalankan dengan mengerahkan sebanyak 120 nelayan dari Pantura ke wilayah perairan utara Natuna. Bahkan ratusan pemuda dari berbagai organisasi kepemudaan di Kabupaten Natuna pun sudah menyatakan sikap untuk mendukung pemerintah RI menindak tegas kapal asing yang memasuki perairan Natuna.

Melihat kasus ini, jujur saya merindukan aksi Menteri Perikanan dan Kelautan terdahulu, Ibu Susi Pudjiastuti dengan aksi tegas berupa penenggelaman kapal-kapal asing yang melakukan illegal fishing di teritori NKRI. Paling tidak, ini sedikit membuat negara lain yang seringkali melanggar paling tidak merasa segan dan gentar untuk melanggar teritori kita. Bu, saya rindu aksi tegas seperti itu. Tenggelamkan sajalah kapal-kapal asing yang melanggar kedaulatan negara kita!

You May Also Like

50 Comments

  1. Yang jelas, saya sangat mendukung penuh..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Pak, soalnya sudah melanggar teritori negara kita Pak.

      Delete
  2. Ini yang jd topik obrolan ku sama suami kmrn mbak, coba kl ibu Susi Pudjiastuti masih menjabat menteri Perikanan dan Kelautan pasti ga akan terjadi kyk gini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya banyak yang kagum sama kinerjanya bu Susi ya. Sosok perempuan Indonesia yang super keren!

      Delete
  3. Kalau mau ditarik ke arah politik, posisi menteri kelautan sekarang adalah posisi politik ya? bukan semata-mata orang yang mencintai laut seperti bu susi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah kalo sudah ngomongin politik saya kurang paham tuh mba, tapi ya itu dia kurang greget gitu sikapnya

      Delete
  4. Hasil laut nan kaya
    Namun nelayan enggan melaut ke sana
    Problem di Natuna ternyata ngga sederhana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu dia mba yang masih jadi pertanyaan saya juga, kenapa banyak nelayan yang gak mau melaut disana

      Delete
  5. Laut kita memang harus dipimpin seorang emak-emak. Emak-emak Indonesia itu garang, sangar, dan ditakuti. Kekeke. Saya juga kangen Ibu Susi. Ngomong-ngomong soal tegas ke Cina, kita sejauh ini baru sebatas pidato saja plus cuitan di twitter. Kalo mau tegas beneran Indonesia juga belum sekuat Cina militernya. Kalo kita perang, jelas kita kalah telak. Baru maju dua langkah dah habis pasukan Angkatan Laut kita. Anggaran militer Indonesia itu gak sampai 10 persennya Cina. Makanya untuk aksi mengecam kita masih sebatas mengecam saja. Kita seperti kehilangan taring tanpa Bu Susi di laut.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya makanya mungkin negara lain liat seperti itu mba, makanya sekarang mulai berulah lagi.

      Delete
  6. Sempat kaget saat tau bu Susi sudah tidak menjabat lagi, jujur saya lebih suka menteri yang tegas seperti beliau

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba, kagum sama kebijakannya selama dia menjabat dan sikapnya tegas.

      Delete
  7. Kekayaan alam laut di Natuna luar biasa ya makanya diincar pelaut asing tapi anehnya pelaut kita malah kurang yang ke sana ya

    ReplyDelete
  8. Harusnya memang Bu Susi Pudjiastuti jangan diganti, secara kinerja dia bagus. Tapi mau gimana lagi, urusan menteri hak prerogatif presiden

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul sekali mas, banyak yang menyayangkan memang. Pasti ada pertimbangan tersendiri lah.

      Delete
  9. Kenapa ya, pelaut kita kok pada nggak tergoda untuk melaut di Natuna? Tapi saya mendukung tindakan tegas untuk menghalau kapal kapal asing yang mencoba memasuki ZEEI.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu dia yang juga jadi pertanyaan besar buat saya mba.

      Delete
  10. Ini nih topik yang lagi ramai dibahas di timeline medsos. Aihh, gemes kali ya ngelihat negara sendiri belum ada pergerakan :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya banget mbaa, gemeeees banget gitu area kita kok diusik-usik.

      Delete
  11. Ah ya, perairan dan kelautan kita memang mulai diganggu. Setelah kemarin rencana ekspor benih lobster, sekarang soal Natuna. Pemerintah memang wajib bertindak tegas. Jangan mempertimbangkan ini dan itu kalau kedaulatan kita mulai diusik. Aku pun rindu lho sama Ibu Susi. Masih suka berandai-andai beliau masih berada di dalam kabinet.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba, ibu Susi jadi kaya sosok perempuan Indonesia yang hebat dan karakternya tegas banget

      Delete
  12. Wahhh kaka ini konsen sekali sama kelautan kita. Aku terkesan. Tapi kuliat sekarang natuna kita dijaga penuh sama TNI, kapal2 perang, jet tempur mereka siap perang demi natuna. Negara hadir ko kak untuk menjaga kedaulatan negeri meskipun gada lagi tenggelam2an.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak, negara memang hadir, tapi pengerahan pelaut kita juga harus kayanya apalagi disana potensi ekonomis hasil lautnya cukup menjanjikan

      Delete
  13. Ya...menteri kelautan yang sekarang kesannya kaya ga visioner ya padahal tinggal lanjutkan rencana kerja menteri sebelumnya dna menjaganya? Semoga ada pergerakan-pergerakan baik.
    Aku mulai suka sekali makan makanan laut dan mulai sedikit faham tentang jenis-jenis ikan karena temoat tinggalku juga ga jauh dari pasar ikan, TPI serta restaurant-restaurant seafood grilled di Bali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah enak ya mba tinggal di Bali dekat laut, bisa makan seafood terus hehehe

      Delete
  14. Sama kak..
    Aku juga rindu bu susi
    Gemes lihat beritanya..
    Smg pejabat yg terkait segera mengambil langkah tegas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, sekarang sih TNI mulai diarahkan untuk lebih sering patroli tuh biar negara lain gak coba mengusik wilayah kita

      Delete
  15. Semoga pejabat - pejabat baru dunia perlautan bisa sekeren bu Susi yah, tegas dan terus patroli.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya semoga yaa mba, biar negara kita gak diremehkan juga

      Delete
  16. Sabar mba, Kita lihat saja 100 Hari mentri yang baru, apakah lebih dasyat lagi bukan lagi di tenggelamkan kapal nya tapi di segel perusahan penangkapan ikan.

    ReplyDelete
  17. Kekayaan laut Natuna jadi incaran ya.
    Tentang ibu Susi, memang banyak yang kagum dengan beliau yang tegas dan berani ini. Semoga penerusnya juga bisa bekerja dengan baik untuk NKRI meski caranya mungkin berbeda.

    ReplyDelete
  18. Rindu banget mbak. Bahkan sampai ada memenya juga dari kata tenggelamkan. Semoga ada penenggelaman lagi ya mbak. Biar jera.

    ReplyDelete
  19. Waktu ibu Susi tidak terpilih lagi di jajaran kabinet sekarang, saya langsung membatin, sepertinya bakal terjadi kericuhan setelah bu Susi turun dari Mentri.
    Dan ternyata benar ya.
    Sayapun kangen dengan aksi penenggelaman kapal.
    Sekaligus sakit hati dengan ketidakberdayaan pemerintah :(

    ReplyDelete
  20. Natuna salah satu primadona laut yang selalu menjadi incaran beberapa negara tetangga.
    Semoga pemerintah dan mentri terkait tetap bisa menjaga kedaulatan wilayah NKRI.

    ReplyDelete
  21. Kangen Bu Susi! Doanya, semoga Pemerintah makin tegas, nelayan juga harus berani dan mari hempaskan kapal2 asing yang mencuri

    ReplyDelete
  22. Sekarang bu Susi juga terus bersuara, ya. Tentang nelayan Indonesia yang jarang berlayar di perairan natuna juga ada berbagai macam alasan kalau saya baca di berbagai artikel. Semoga aja ada solusi terbaik

    ReplyDelete
  23. Kenapa.bu Susi nggak dipilih lagi ya padahal kinerjanya bagus banget. Aku juga rindu mba. Wara wiri memenya keren bikin terhibur.

    ReplyDelete
  24. nah ini... saya juga rindu aksi seperti itu... apalagi melihat kelakuan asing di natuna..
    main serobot dan gilanya beberapa nelayan natuna pernah kena usir ketika melaut diwilayah indonesia sendiri. semoga ada aksi itu lagi. sungguh aku rindu.

    ReplyDelete
  25. Saya bangga loh liat tentara Indonesia yang dengan gagah bersiaga di laut Natuna. Apalagi pas pak Jokowi ke sana. Sikap tegas pemerintah RI rupanya bikin gentar China. Terlepas kebijakan akan ditenggelamkan atau dibom, terserah pemerintah daja. Yang penting wilayah Indonesia berdaulat. Hehehehe. Hidup Indonesia!

    ReplyDelete
  26. jangan sampai deh natuna lepas dri Indonesia,, enak aja main klaim kayak ga ada etikanya sama sekaleeehhh

    ReplyDelete
  27. Iya saya jg kangen sosok Bu Susi yg luar biasa... Jarang yg seperti blio makanya ga dipake lagi nih sekarang..

    ReplyDelete
  28. Aku kangen bu susi. Beliau tegas banget & tahu apa yg dilakukannya, nggak ada keraguan. Berpihak banget sama nelayan Indonesia.

    ReplyDelete
  29. Kita memang ngga boleh main - main saat bicara tentang kedaulatan dan integritas wilayah. Tindakan tegas harus diambil Pemri

    ReplyDelete
  30. Iya bener, aku pun kangen deh dengan Bu Susi, aksinya, dan ketegasannya. Apalagi di saat kondisi seperti sekarang. Orang seperti beliau sangat ditakuti siapa pun yang mencuri ikan di perairan kita :(

    ReplyDelete
  31. Bagus nih kalau akhirnya menggerakkan nelayan lain untuk melaut ke arah Natuna. Daripada kekayaan alam kita diambil oleh nelayan asing. Iya nih, tenggelamkan saja tuh kapal asing yang berani-beraninya obok-obok Natuna.

    ReplyDelete
  32. Aku pun rindu dengan Bu Susi. Beliau luar biasa tegas dalam hal penanganan pencurian hasil laut di Indonesia. Sedih banget waktu tahu beliau tak lanjut menjabat, dan makin sedih baca berita akhir-akhir ini tentang kapal asing yang masuk lagi ke Natuna. Semoga ya Pemerintah bisa punya solusi bagus terkait Natuna dan dalam hal menjaga kekayaan laut Indonesia

    ReplyDelete
  33. Bu Susi itu semacam angin segar ya bagi pemerintahan Indonesia. Saat beliau menjabat rasanya kita sebagai masyarakat awam merasa aman dg kebijakan2 beliau

    ReplyDelete
  34. Pemimpin dan nelayan sama-sama kudu tegas dan berani nih ya Mba
    Semacam kesadaran kita semua untuk tetap menjaga NKRI. Orang asing mah selalu ngelirik kekayaan yang kita punya apalagi lautan kita luas banget. Semoga Indonesia menjadi negara yang tetap aman dan damai.

    ReplyDelete
  35. Selama Bu Susi menjadi menteri rasanya memang ilegal fishing jadinya berkurang. Sekarang jadinya ikut greget juga, soalnya penangan di natutana terasa lamban. Tak perlulah rasanya kita takut sama Cina daripada kedaulatan negara tergadaikan.

    ReplyDelete