Goodbye Malin Kundang, Sekarang Eranya Orangtua Durhaka

by - January 31, 2020


Dulu, seringkali kita diingatkan oleh hikayat/cerita rakyat tentang Malin Kundang biar kita bisa berperilaku sopan dan sayang terhadap orang tua. Singkat ceritanya, dikisahkan Malin Kundang adalah anak daerah yang merantau dan sukses di perantauan hingga mempersunting perempuan kaya. Dan, sang Ibu yang memendam rasa rindu karena sekian lama tidak berjumpa pun pergi menghampiri Malin Kundang yang sudah lupa diri. Ia menghina dan tidak mengakui Ibu kandungnya sendiri. Dan si Ibu yang terlanjur sakit hati pun mengutuk Malin Kundang menjadi batu. Menurut saya, selain nilai bahwa kita harus hormat dan mengasihi orang tua kita, ada juga satu nilai hidup yang penting dari cerita tersebut. Yaitu, kita sebagai orang tua pun kelak harus senantiasa menjaga ucapan apalagi sampai mengutuk anak kita. Karena kita tidak pernah tahu kapan Tuhan menjawab keluhan hati kita.

Ilustrasi anak yang ditelantarkan. Source: Pixabay.


Seiring waktu, kisah anak yang durhaka memang selalu ada saja. Tapi, sekarang yang lebih menyayat hati adalah meningkatnya kasus orang tua yang durhaka terhadap anaknya. Ah, masa sih ada kasus orang tua durhaka? Ada. Bahkan banyak! 


Pernah dengar kasus orang tua yang bermasalah dan menelantarkan anak-anaknya dirumah mereka di daerah Cibubur sekitar 2015 yang lalu? Ya, kedua orang tuanya bermasalah dan terjerat masalah narkoba.  Lalu, seberapa sering kita melihat atau mendengar berita kasus bayi yang dibuang di tempat sampah atau ditinggalkan begitu saja oleh orang tuanya? Belum lagi, masalah anak yang terlantar sebagai dampak dari kasus perceraian. Menurut saya, terlepas dari apapun alasan dan penyebab perceraian, orang tua harusnya memiliki komitmen yang tinggi dan kesadaran untuk sama-sama mengambil peran dan tanggung jawabnya terhadap anak.  Data dari Komnas Perlindungan Anak pada 2019 menunjukkan bahwa kasus kekerasan seksual pada anak berjumlah sekitar 52% dan sisanya bentuk kekerasan lain sebesar 48% termasuk diantaranya penelantaran anak, penganiayaan dan perdagangan anak.


Kita sebagai orang tua pun ternyata bisa secara tidak sadar terperosok dalam perilaku menelantarkan anak, diantaranya;

  1. Kekerasan seksual pada anak. Jangan langsung defensif bahwa gak mungkinlah kita sebagai orang tua melakukan kekerasan seksual sama anak kandung kita sendiri. Tapi, disini ada beberapa hal yang kadang kita lalai, misalnya membiarkan anak terpapar tontonan bioskop/tv/youtube yang ratingnya bukan untuk konsumsi anak-anak. Dan, tahu gak sih, ternyata memaksa anak untuk membuka baju di depan umum, misal di kolam renang itu akan berakibat bertabrakannya beberapa nilai yang sebelumnya sudah ditanamkan dan diajarkan. Di satu sisi, mereka diajarkan untuk melindungi dan menjaga tubuh mereka, tapi disatu sisi orang tua terkadang cuek karena merasa "ah, masih anak-anak gak apa-apa kok...".
  2. Kekerasan emosional pada anak. Ini dia yang paling sering dilakukan dan jarang kita sadari. Pernah menakut-nakuti anak agar dia mau menuruti instruksi kita? Misalnya, 'Ayo, habisin makanannya nanti ditangkap Polisi'. Ini ternyata salah loh moms and dads, karena dia akan jadi punya gambaran buruk tentang Polisi yang tidak benar. Atau pernah gak bilang, 'Ayo udah sore, waktunya pulang. Kalo gak tar dibawa Setan.'. Ini lagi pake bawa makhluk gaib untuk nakut-nakutin. Selain itu, terkadang orang tua juga suka memarahi anak di depan umum, suka membandingkan dengan saudaranya dan jarang menunjukkan afeksi seperti pelukan dan ciuman juga ternyata bentuk penelantaran secara emosional.
  3. Penelantaran fisik pada anak; Salah satu bentuknya adalah menelantarkan hak mereka untuk mendapatkan perawatan fisik yang baik dari ujung kepala hingga ujung kaki. Membiarkan anak lusuh bin kumel seharian bisa termasuk loh ternyata moms dan dads. Atau misalnya membiarkannya kelaparan karena kita sedang sibuk dengan aktifitas lain atau pekerjaan kita juga bentuk penelantaran fisik pada anak.
  4. Penelantaran medis pada anak; sebagai orang tua umumnya kita akan mengupayakan yang terbaik agar anak mendapatkan akses kesehatan yang optimal ketika sakit. Membiarkan kondisi anak hingga berlarut-larut termasuk menelantarkan hak mereka untuk mendapatkan perawatan medis yang layak. Lagipula, gak ada alasan kan sekarang ada BPJS. Bahkan, lebih baik lagi kalo kita punya asuransi kesehatan tambahan untuk anak.
  5. Penelantaran pendidikan pada anak; sering membiarkan anak bolos sekolah karena alasan yang kurang penting? Hal ini bisa berarti kita lali dalam hal pendidikan anak loh. Termasuk menyerahkan urusan pendidikan ke guru atau pihak sekolah saja, tanpa kerja untuk mengajarkan anak di rumah.


Tapi, menurut saya yang lebih parah adalah mereka yang secara sadar melakukan penelantaran anak. Apalagi alasannya hanya karena masalah ekonomi. Lah, kalo memang belum siap jadi orang tua ya mbok ya jangan 'berbuat'. Kalo alasannya masalah finansial, kita sebagai orang tua kan bisa bekerja dan melakukan segala daya upaya untuk menjalankan nafkah kita kepada anak. Kalo alasannya masalah pihak ketiga, hellooo gak ada judulnya di dunia ini yang namanya Bekas Anak! Entah apa yang merasukimu deh kalo gitu mah.


Tahukah Anda, bahwa tindakan penelantaran anak itu bisa menimbulkan dampak psikologis pada anak? Kalo gak tahu, sini saya bantu kasih tahu ya. Satu hal yang pasti, anak akan merasa ditolak oleh Anda! Hal ini bisa membuat mereka menarik dan menutup diri dari lingkungan. Ketidakmampuan anak untuk bersosialiasi ini menyebabkan anak tumbuh menjadi pribadi yang tertutup, penyendiri, sensitif dan egosentris. Apalagi untuk anak yang belum bisa mengungkapkan secara verbal dan ekspresif. Bahkan bisa membuat mereka menyalahkan diri mereka sendiri.


Bahkan, faktanya mereka-mereka yang durhaka sama anak ini konon mendapatkan perlakuan yang kurang lebih sama dengan apa yang dilakukan sekarang terhadap anaknya sendiri. Mereka ini gak paham gimana seharusnya menjadi orang tua. Hal inilah yang membuat mereka lalai dalam menjalankan kewajibannya sebagai orang tua.


Padahal, kewajiban kita sebagai orang tua terhadap anak sudah diatur dalam setiap agama. Dan bagi saya, di Al-Quran jelas termuat tentang hal tersebut. Dimulai dengan memberikannya nama yang baik sebagai doa untuk hidupnya kelak, memberikannya ASI, mengajarkan dan mengkaji Al-Quran, memberi nafkah dan makanan yang halal, serta menikahkannya kelak dengan pasangan yang terbaik. 


Duh, ini hidup loh bukan episode di sinetron. Lalai dan menelantarkan di saat anak sedang butuh-butuhnya sosok Anda sebagai orang tua. Gak ada faedahnya juga sih kalo anak hanya dieksploitasi untuk pencitraan saja di sosial media! Tapi, actionnya nol besar. Jangan nanti baru sadar dan mengaku-aku sebagai orang tua saat anak sudah sukses. Percaya kan ada hukum Tabur Tuai? Apa yang Anda tabur, siap-siaplah akan Anda tuai cepat atau lambat.

You May Also Like

72 Comments

  1. Aduhhh kebanyakan mereka terpaksa melahirkan akibat dari pergaulan bebas. Akhirnya anak yang menjadi korban

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyah kasihan ya. terpaksa jadi orang tua, bukan orang tua yg 'sesungguhnya'. saya rasa kalau jiwanya sudah kebapakan atau keibuan tak mungkin setega itu pada darah daging sendiri

      Delete
  2. Anak itu amanah yang berat, itu kenapa orang tua perlu kesiapan sebelum memilikinya. Miris banget dengar banyak berita tentang orang tua yang abai bahkan melakukan kekerasan pada anak-anaknya. Semoga itu hanya sebagian kecil oknum, sehingga anak2 punya rasa aman dan nyaman menjalani kehidupan mereka di dunia ini... :(

    ReplyDelete
  3. Beberapa kali saya menemuin Ibu2 yang mau melahirkan anak, tapi tidak mau menikah, tidak mau terikat, hingga kecelakaan. Alhasil yang mengasuh nenek kakeknya yang sudah lansia. Ini yang bikin aku perihatin, kenapa bisa mereka begitu egois? Bagaimanapun anak bututh sosok pelindung ayah atau ibunya. Entah apa yang merasukinya... :(

    ReplyDelete
  4. Anak adalah anugrah dari yg maha kuasa yang harus dilindungi hingga dewasa mandiri. Padahal banyak loh ... Dlm keluarga yg menginginkan keturunan. Ini sebaliknya. Naujubilah minjalik, jangan sampe anak cucu kita mengalaminya

    ReplyDelete
  5. Naudzhbillah...
    Saat banyak orang mendambakan buah hati bahkan menjalani rangkaian terapi berbiaya tinggi, sebagian orang malah menelantarkan anaknya.

    Semoga kita bisa jadi orang tua yang amanah ya mbak.

    ReplyDelete
  6. Saya baru tahu bahwa banyak sekali kezaliman ortu pada anak
    Misal nya malah asyik main HP sementara anak ingin diajak ngobrol

    ReplyDelete
  7. betul sekali, jadi seeprti ada yang punya anak saja , kalau ditanay kan banyak anak banyak rejeki tapi kenyataannya anakysa saja gak keurus

    ReplyDelete
  8. Bagus tulisannya.
    Tahun 2012 lalu ada novelku yang ngebahas tentang ortu durhaka ini. Judulnya "Ibuku Tak Menyimpan Surga di Telapak Kakinya".

    ReplyDelete
  9. Reminder ini, seringkalai tanpa kita sadari kita melalaikan amanh-Nya. Membiarkan anak dalam kondisi terabaikan karena kesibukan.
    Hm...malin kundang sudah berbalik cerita kalau kayak gini...ya
    Terima kasih sudah mengingatkan

    ReplyDelete
  10. Wah jangan sampai ya kita termasuk orang tua yang menelantarkan anak-anak. Kasian mereka blm bisa berbuat apa-apa. Makasih sudah mengingatkan

    ReplyDelete
  11. Ihiks, iya banget ya, sekarang kok banyak sekali kasus orang tua yang menzalimi anak. Bikin reminder keras banget buat aku sebagai ibu. Harapannya, aku bisa jadi ibu dan orang tua yang baik buat anak-anak. Semoga demikian ya. Kita semua bisa menjadi orang tua yang amanah terhadap titipan-Nya. :'(

    ReplyDelete
  12. Miris ya Mbak. Sungguh memprihatinkan era ini. Banyak Anak-anak yang seharusnya dijaga dan disayangi tidak peroleh hak mereka. Semoga Allah menjaga anak-anak kita semua. Memberi kekuatan kepada para orang tua untuk selalu merawat dan melindungi anak anak mereka semua hingga mereka mampu mandiri.

    ReplyDelete
  13. Aku sedih kalo sampai kejadian orang tua berbuat aniaya sama anaknya, bahkan banyak kasusnya ya. Sementara begitu banyak pasangan suami-istri yang belum memiliki anak sampai berjuang dengan program hamil. Gemes tapi saya nggak bisa berbuat apa untuk membantu, saking banyaknya kasus. Tapi dengan menulis gini semoga menjadi pencerahan agar jangan bertambah lagi anak yang ditelantarkan atau dianiaya

    ReplyDelete
  14. Jadi mules bacanya mbak. Semoga terhindar dari tingkah polah ortu durhaka kepada anak

    ReplyDelete
  15. Duh ngilu bacanya, semoga kita tidak termasuk jenis orang tua yang durhaka pada anaknya ya amin

    ReplyDelete
  16. Penelantara emosi anak, sepertinya bisa ditambahkan nih mba Sinta. Kenapa? Karena ada banyak ortu yang sibuk cari uang sehingga mereka tidak memperdulikan kebutuhan emosi dan perasaan anak. Kebanyakan dari mereka, merasa dengan memberi uang dan barang banyak = sudah oK jadi ortu.

    ReplyDelete
  17. saya berharap nanti jadi orang tua yang milenial mengerti dan paham terhadap emosi, psikologis seorang anak.. Takutnya nanti anak akan dendam kepada ayah dan ibu nya akibat suka memarahi depan umum, tidak bisa menahan emosi, apalagi dipuji saat anak ada prestasi di hina habis"an saat anak gagal dalam suatu pendidikan. itu saya gak suka dengan pola pikir ortu jaman dulu

    ReplyDelete
  18. Betul bange masyaaAllah jadi pengingat kita sebagai orang tua. Suatu saat kelak akan diminta pertanggungjawaban kita terhadap apa yang kita lakukan selama mendidik titipan Tuhan

    ReplyDelete
  19. Anak adalah titipan, sudah semestinya kita menjaganya baik-baik

    ReplyDelete
  20. Kezaliman orang tua itu mulai dari hal paling sederhana, misalnya terlambat memberi anak makan atau terlambat memandikan anak, hingga kezaliman parah, misalnya ayah kandung mempergauli putri kandungnya sendiri. Saya dukung ini misi Kemenag bahwa perlu ada edukasi pranikah dengan rentang waktu lebih lama sebelum pasangan menikah. Biar calon-calon pasangan jauh lebih siap menjadi orang tua.

    ReplyDelete
  21. Sedih banget tiap lihat berita isinya penemuan bayi. Mereka membuang nyawa tak berdosa, mereka ga tau gimana rasanya pengen punya anak tapi belum dikasih huhu

    ReplyDelete
  22. Semoga saat jadi orangtuanya nanti aku gak jahat sama anak apalagi merenggut hak-haknya. Kaya soal imunisasi juga tuh. Kan kasihan si anak ya

    ReplyDelete
  23. iya mba, bukan hanya ada anak yang durhaka, tapi ada juga orang tua yang zolim kepada anak, mudah2an kita dijauhkan ya alloh dari tipe orang tua seperti itu

    ReplyDelete
  24. Istigfar aja deh aku. Semoga jadi orang tua yang tidak pernah menelantarkan anak.

    ReplyDelete
  25. Ya Alloh...intrispeksi jadinya saya, mbak.

    Sebagai orang tua mmg kita perlu sering baca ginian dan ga perlu baper, mana tahu kita yang durhaka.

    Tfs, mbak

    ReplyDelete
  26. MAkasih sudah diingatkan yah mbak,
    Memang penting banget sih kesiapan mental kita sebelum memutuskan jadi orang tua, jangan sampai anak2 jadi korban akibat keegoisan orang tua yah

    ReplyDelete
  27. Plaaakkkk!! Aku ketampar buangeet nih Mbaaa.
    Makasii ya sharingnya mba. Beneran reminder buatku niihh

    ReplyDelete
  28. Punya anak tuh ga cuma sekedar bisa bikin ya kak..berat tanggung jawabnya jadi ortu..apalagi jmn now

    ReplyDelete
  29. Ortu gak punya otak, biasanya banyak terserang sama seorang ayah yang nikah lagi, trus tinggalin anak dari istri pertama. Pas udah gede baru ngaku-ngaku anak. Amit2 deh

    ReplyDelete
  30. Sebelum memutuskan memiliki seorang anak, harusnya calon orangtua harus sudah selesai dgn dirinya dulu ya mba.
    Jangan hadirkan anak hanya krn 'kecelakaan' dan sebagai-sebagainya kemudian ditelantarkan.

    ReplyDelete
  31. Mba Shyntako.. hiks hiksss aku masih sering marahin anak pake ngancem..

    Itu kalo udah level lelah banget pasti keluar deh kata-kata:


    Pokoknya, kalo 10 menit gak beres.. awas ya..


    Memang gak diapa-apain, tapi kata "awas ya.." itu anceman ya kan..


    Penting ya supaya emak gak capek, biar gak marah mulu

    ReplyDelete
  32. sedih banget sih kalau liat berita tentang anak2 yang ditelantarkan orang tua nya. Apalagi ada juga bayi2 dibuang.. gak ngerti lagi deh kenapa tega berbuat kayak gituu..

    Semoga kita dijauhkan dari sifat seperti itu ya kak..

    ReplyDelete
  33. Jaman sekarang memang makin tidak mudah jadi orang tua. Tanggung jawab untuk amanah yang luar biasa ini juga tidak main - main

    ReplyDelete
  34. Duh, bukan eranya ortu durhaka kali ya? Memang ada ortu yg menelantarkan anak tapi masih jauh lebih banyak lagi ortu yg mati2an berjuang untuk anak. Aku juga suka khawatir anak2 tidak puas dg cara kami membesarkan mereka tapi insya Allah kami akan berusaha sebaik-baiknya.

    ReplyDelete
  35. Dan, saya juga ada mengenal sosok yang seperti ini. Masih aja berpikir kalau banyak anak itu banyak rezeki. Tetapi, tidak diimbangi dengan keinginan untuk berkerjakeras dan mendidik anak. Sedih sih jadinya

    ReplyDelete
  36. Duuh..sedih baca ini. Sementara banyak orang tua yg mendambakan anak..ada pula yg menelantarkannya.. hiks..

    ReplyDelete
  37. Bacanya sedih dan miris, tapi itulah kenyataan yang terjadi saat ini.. yang paling membuat aku sedih adalah ada orangtua yang tega menganiaya anak kandung sendiri, diperlakukan sangat tidak baik bahwa lebih dari memperlakukan binatang.. semoga keluarga kita terhindar dari sifat dan nafsu buruk manusia.. aamiin

    ReplyDelete
  38. Benar banget, Mbak. Kebanyakan orang tua yang menelentarkan anak itu karena mereka belum siap. Tapi selain itu juga karena mereka belum mengerti dengan tupoksi mereka sebagai orang tua, dan biasanya ini berkaitan dengan pemahaman mereka terhadap agama yang mereka anut juga

    ReplyDelete
  39. Belum lagi, anak-anak ditakutin, awas kalo nakal disuntik pa Dokter. Lhah...giliran sakit, kejer deh dibawa ke dokter. Kan repot sendiri kalo gitu. Trus ada anak yang cerewet, diomelin, disuruh diem. Duh sedih, padahal si anak kaaan cerewet karena nanya. Ya tugas ortu menjawab kan yah...

    ReplyDelete
  40. Nuadzubillah min dzalik ya mba, semoga kita dijauhkan dari hal2 yang mendzolimi keluarga kita ya. Terus belajar adalah koentji menjadi ibu atau istri yang baik.

    ReplyDelete
  41. Perlakukan anak seperti orang dewasa ingin diperlakukan ya mom.. termasuk jangan buka baju dia di sembarang tempat huhu.. Cuma kadang2 sbg orang dewasa merasa lebih tahu dan cuek sama hak2 anak ��

    ReplyDelete
  42. Kebanyakan anak-anak korban dari pernikahan akibat pergaulan bebas banyak yang terlantar ya mbak. Karena mereka kebanyakan tidak siap jadi orang tua

    ReplyDelete
  43. Aduh aku sedih banget kalau ada orang tua yang belum sembuh dengan masa lalu atau masa suramnya. Alhasil anak yang jadi korban apalagi penelantaran anak serta secara psikologi mengancam anak dan aku terus belajar untuk menjadi ibu yang benar-benar mengasihi anak mbak.

    ReplyDelete
  44. Saat ini serba ada kak... orang yg baik banget ada...yg jahatnya ampun2an juga ada...


    Apalagi keterbukaan informasi... terkadang info yg kita share bisa disalahgunakan juga ...

    Jadi harus lebih hati2 lagi dalam menjalani hidup... agar terhindar dari orang jahat dan tidak menjadi jahat

    ReplyDelete
  45. Setelah jadi orang tua maka hidup tak lagi sama, oleh sebab itu sebelum memutuskan jadi ortu sebaiknya pertimbangkan betul ya bisa mendidik anak atau gak. Semoga saya, kita semua, dijauhkan dr menjadi ortu yang gak baik buat anak aamiin, belajar terus

    ReplyDelete
  46. Dulu banyak kisah anak durhaka salah satunya cerita malin kundang sekarang memang bener udah eranya orangtua durhaka yang menyiksa anaknya tanpa ada rasa belah kasih.

    ReplyDelete
  47. Jadi ingat sebuah riwayat dimana seorang anak mengadukan ayahnya kepada Umar bin Khattab karena orang tuanya tidak mendidik ia dengan baik sehingga dia menjadi anak yang durhaka. Lalu Sayyidina Umar bilang bahwa orang tuanyalah yang durhaka kepada anak. Kedurhakaan anak timbul karena kurangnya pendidikan dari akedua orang tuanya.

    ReplyDelete
  48. Sekarang ini memang makin ngeri aja sih antara anak dan orang tua yah sis. Tapi memang orang tua durhaka banget kalo yang suka menelantarkan anak-anaknya gitu kan.

    ReplyDelete
  49. ngeri juga dengan banyaknya kasusus kekerasan terhadap anak.. mulai penyiksaan fisik, hingga pemerkosaan. dan herannya pelaku kadang dari keluarga sendiri. semua tak akan terjadi bila masing-masing berpegang teguh pada agama

    ReplyDelete
  50. kekerasan emosional. bentuk kekerasan yang srg gak disadari org tua tapi efeknya besar buat si anak nanti,, moga kita bisa jadi ortu yang bijak ya mbk sintaa

    ReplyDelete
  51. Naudzubillah, tapi tulisan ini jadi warning banget utk dibaca para ortu mb, utk ga menyia2kan amanah ya

    ReplyDelete
  52. Astagfirullah. Terimakasih sharingnya. Bacanya bikin banyak2 istigfar dan intropeksi diri. Mungkin bagi kita sederhana tp bagi anak bisa saja menimbulkan luka. Krn itu orangtua harus selalu belajar memperbaiki diri ya

    ReplyDelete
  53. Duhh, semoga kita bisa menjaga amanah, mendidik anak2 dengan pendidikan yg terbaik. Selalu berhati-hati dalam tindakan dan ucapan di depan anak kita.

    ReplyDelete
  54. Membesarkan anak adalah proses sekali seumur hidup yang gak bisa diulang, harus bener-bener mikirin gimana biar mereka bisa menjadi anak yang bisa berjuang di kehidupannya kelak. Menurutku sih bukan siapa yang durhaka, semuanya punya peran masing-masing. Sebagai orangtua, tentu punya tugas lebih, selain tau perannya, ia juga mesti harus memberitahu peran apa yang harus dimainkan sang anak

    ReplyDelete
  55. Jadi intinya orang tua harus cerdas ya dalam mendidik anak dari banyak faktor. Mulai pendidikan, mental, kesehatan, dsb. Untuk masalah mental, jika anak sering menerima tindakan kekerasan, maka saat dewasa ia bisa lebih keras juga karena memori masa kecilnya terekam hingga dewasa

    ReplyDelete
  56. suka nih sama tulisannya biar lebih aware dalam mendidik anak semoga para orangtua bisa diberi kesabaran dan kemampuan buat mendidik anak2nya dgn baik dan semoga yg belum bisa jd bekal

    ReplyDelete
  57. Memang jadi orang tua itu belajarnya tidak ada habisnya alias sepanjang masa ya, semoga kita digolongkan menjadi orang tua yang baik bagi anak kita

    ReplyDelete
  58. Berasa ketampar banget sih baca ini. Jadi orang tua itu emang ga gampangjuga ya. Butuh persiapan yg mateng banget.
    Kadang aku malah sering ngasih tau, baik yg udha nikah tapi belom punya anak atau belum nikah tapi ada rencana menikah dalam waktu dekat untuk mulai belajar tentang parenting sebanyak mungkin. Agar saat sudah menikah dan punyak anak lebih siap dan paham tentang parenting ini.

    ReplyDelete
  59. Sungguh kak, aku paling kesel liat atau denger berita tentang orgtua yg nelantarin anak. Aku begitu susahnya buat dpt anak tau bgt rasanya gimana menanti kedatangan sang buah hati, jd klo ada anak anak yg disiksa ortunya dsb suka nyelekit ke hati gitu

    ReplyDelete
  60. Aku baru tau ada beberapa hal kecil yg bisa di bilang durhaka kepada anak. Tertegur ngebacanya

    ReplyDelete
  61. Iya sih miris juga kalau liat situasi saat ini, ad banyak orang tua khususnya yang masih muda menelantarkan anak, gmna yah pengen remes aja itu orang, anak butuh perhatian besar

    ReplyDelete
  62. duuh..sedih ya bila tak sengaja ternyata apa yg dilakukan orang tua termasuk penelantaran. inilah pentingnya memperluas wawasan. terima kasih sharingnya ya..

    ReplyDelete
  63. bahkan di milenial ini semua jadi kebalik ya Mbak, orang tua pun berpotensi durhaka jika melakukan hal-hal yang sudah disebutkan diatas, Naudzubillah min dzalik.
    semoga kita semua dijauhkan dari sikap demikian, thanks for reminding Mbak.

    ReplyDelete
  64. Hmm...ternyata tanpa sadar kita sebagai orang tua bisa kepleset melakukan kekerasan pada anak ya baik itu fisik, emosi, kesehatan, dan bahkan...seksual.

    Membaca tulisan ini mengingatkan saya untuk lebih berhati2 dalam mengasuh anak, terutama dalam memilih kata2.

    ReplyDelete
  65. Punya anak itu bukan cuma masalah melahirkan, ya, tapi kewajiban membesarkan dan mendidik dengan baik juga. Benar-benar tanggung jawab yang besar

    ReplyDelete
  66. Aku bacanya seraya merinding ini..
    punya anak itu ga sebatas cuma ngelahirin dan tunggu hingga gede. Ada proses di dalamnya anak terbentuk dari cita2 orang tua

    ReplyDelete
  67. na'udzubillah min dzalik, semoga kita sbagai orang tua dijauhkan dari ciri durhaka tersebut ya mbak shyn.

    Emang iya sih, relasi anak dan orangtua itu sebanding yaa, jika ada anak yang durhaka, orangtua pun juga ada. Dulu pas kecil aku mikirnya orang tua atau yang sudah dewasa itu pasti lebih pintar bijak dsb nyatanya semakin aku beranjak dewasa, kedewasaan ternyata tidak bisa diukur hanya dengan usia dan status, ada banyak faktor.

    ReplyDelete
  68. Bisanya lingkaran setan ini terus saja berputar di antara orangtua yang memiliki luka batin dan menurun lagi ke anaknya hingga anaknya hingga anaknya lagi. Jadi penting banget siih..."memilih" pasangan yang tepat.

    Bisa dimulai dari bergaul di lingkungan yang sehat.
    Sehingga kasus penelantaran anak begini gak terjadi lagi.

    ReplyDelete
  69. Zaman udah beubah ya..kalo dulu anak yang durhaka pada orang tua, sekarang malah banyak orang tua yang durhaka pada anak, lalai pada kewajibannya memberi perlindungan pada anak. Semoga kita tidak termasuk dalam orang tua yang seperti itu dan diberi kesadaran akan amanah yang diberi Tuhan untuk dijaga dengan sebaik-baiknya.

    ReplyDelete
  70. Proses menjadi orangtua memang sebuah proses pembelajaran seumur hidup. Sementara, anak adalah amanah yang benar-benar harus dijaga, dirawat, dan dibimbing dengan baik, ya. Semoga kita bisa menjaga amanah dengan sebaik-baiknya peran orangtua

    ReplyDelete
  71. Terima kasih banget mbak sudah menuliskan ini. Saya salah satu anak (yang syukurnya) bisa survive dari orang tua yang seperti itu, walau bukan karena faktor ekonomi namun lebih pada kedewasaan sikap dalam mendidik anak.

    Dan sering saya merasa bahwa terminologi "durhaka" sering dijadikan tameng oleh orang tua untuk bersikap semena-mena terhadap anak namun hanya bisa mengatakan durhaka dan menyumpah saat sang anak melawan balik.

    Terima kasih sekali tulisannya mba.

    ReplyDelete